Jumat, 02 Februari 2018

JUMPA PERS ALIANSI MAHASISWA, PEMUDA DAN RAKYAT PAPUA


KOPI-Waena, Aliansi Mahasiswa, Pemuda dan Rakyat Papua melaksanakan kegiatan Jumpa Pers di Primagarden Waena Kelurahan Waena, Distrik Heram terkait dengan dinamika yang berkembang di Indonesia dan Papua khususnya Fenomena Kejadian Luar biasa (KLB) di beberapa daerah di Papua, Jumat (2/2).



Kegiatan Jumpa Pers tersebut dikoordinir oleh Stenly Salamhu Sayuri (Ketua Umum) di dampingi oleh Edowardo Rumatrai (Anggota), Kornelius Mandenas (Koordinator SDM) dan diikuti sekitar 7 orang. Adapun media yang hadir diantaranya, Cepos, Lingkar Papua, Okezone dan Wone.

“Fenomena kejadian luar biasa (KLB) yang terjadi dibeberapa daerah di Papua menyita banyak perhatian, mulai dari pusat hingga daerah, perhatian yang diberikan pun barvariasi, ada yang memberikan parhatian melalui bhakti sosial (penggalangan dana), pernyataan di media sosial hingga media cetak dan elektronik,”ucap Habelino Sawaki (Ketua Ampera Papua).

Ia mengatakan ada beberapa hal yang menjadi catatan terkait fenomena KLB di Papua diantaranya, pemanfaatan fenomana KLB sebagai senjata politik menjelang Pilkada 2018 dan proses pembodohan yang dilakukan oleh oknum dan kelompok tertentu terhadap rakyat Papua.

Dua catatan diatas menjadi alasan utama, kami yang tergabung dalam AMPERA PAPUA segera bergerak cepat memberikan pencerahan kepada masyarakat agar tidak mudah termakan isu dan terbuai dengan janji manis dari pihak-pihak yang akan memanfaatkan Fenomena KLB untuk kepentingan kelompok dan perorangan menjelang momentum pilkada 2018.

“Masyarakat harus diberikan pemahaman yang baik terkait persoalan fenomena KLB di Papua, hal tersebut menjadi tugas dan tanggungjawab kelompok intelektual sabagai penyaringan informasi bertolak belakang dengan kenyataan di lapangan, ada beberapa kelompok intelektual hari ini dibutakan dengan uang dan jabatan bahkan rasionalitas mereka,”katanya.

Lebih lanjut dikatakan,”Kami yang tergabung dalam AMPERA PAPUA menyatakan sikap, STOP lakukan eksploitasi korban Fenomena KLB sebagai sarana politik menjelang momentum pilkada 2018, STOP lakukan proses pembodohan terhadap rakyat Papua, Segera evaluasi penggunaan dana OTSUS Papua, jika kedapatan adanya penyimpangan, pelakunya harus di tindak tegas sesuai hukum yang berlaku, hal- hal yang mempunya tugas dan tanggung jawab terkait dengan fenomena yang ada di Papua adalah tanggung jawab Pemerintah Daerah.

Pada kesempatan yang sama  Habelino Sawaki mengatakan,”Pernyataan dari Pastor Jho-jongan itu adalah keliru mereka itu memanfaatkan situasi di Papua, fenomena KLB tidak ada terkait dengan pelanggaran Hak asasi Manusia (HAM) ini sudah pembodohan untuk rakyat terkait pernyataan Pastor Jhon-jongan tersebut, pernyataan Pastor Jhon-jongan harus di perjelas atau di klarifikasi oleh yang bersangkutan karena sudah jelas tidak ada penjajah di Papua” (wawan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yahamak : Pelaku Tragedi Nduga Adalah Teroris Papua

KOPI,Timika - Wakil Direktur Yayasan Hak Asasi Manusia Anti Kekerasan (Yahamak) Arnold Ronsumbre menyebut tragedi yang menewaskan banyak ko...