Rabu, 26 September 2018

Pangdam XVII/Cenderawasih Dinobatkan Menjadi Kepala Suku Besar Papua

KOPI,Wamena - Pangdam XVII/Cenderawasi Mayor Jenderal TNI George Elnadus Supit mendapat kehormatan dengan dinobatkan menjadi Kepala Suku Besar Papua oleh perwakilan sekitar 40 orang Kepala Suku dari Wilayah Pegunungan Tengah Papua serta beberapa orang perwakilan kepala suku dari wilayah pesisir. di Wilayah Pegunungan Jayawijaya Papua, tepatnya di Distrik Silo Karno Doga Kab. Jayawijaya Prov. Papua,  Rabu (26/9).

Distrik Silo Karno Doga memiliki sejarah penting dalam perjuangan Rakyat Papua ketika bergabung ke dalam bingkai NKRI pada tahun 1969, Kepala Suku Besar Pegunungan Tengah Jayawijaya Papau yang bernama Silo Doga bersama kepala suku-kepala suku lainnya yakni Kurulu Mabel dan Ukuemearek Asso serta lainnya merupakan pejuang-pejuan Pepera yang sejak awal menyatakan kesetiaannya bergabung dengan NKRI dan menolak penjajahan pendudukan Kolonial Belanda. Para kepala suku tersebut mendirikan markas perjuangan di Wamena dan sekarang gedung tersebut menjadi Kantor/Studio RRI Wamena Kab. Jayawijaya.

Kepala suku Silo Doga Alex Doga yang berada di lokasi acara ketika dikonfirmasi dari Jayapura, Rabu mengungkapkan bahwa Kepala Suku Silo Doga beserta kepala suku lainnya pernah diundang oleh Presiden RI Pertama Sukarno ke istana merdeka Jakarta, saat itulah terjadi ikrar kesetiaan para kepala suku pegunungan tengah Papua yang dipimpin oleh Silo Doga di hadadapan Sukarno bahwa Papua adalah bagian dari NKRI.
“Sebagai tanda kesetiaan dan persaudaraan Silo Doga meminta kepada Presiden agar nama Sukarno disisipkan ke dalam nama Kepala Suku Papua menjadi Silo Karno Doga. Setelah kembali ke Papua, wilayah Ulayatnya dinamakan wilayah Silo Karno Doga dan sekarang menjadi Distrik Silo Sukarno Doga ( Distrik dengan Wilayah terluas di Kab. Jayawijaya),”katanya.

Menurut dia, prosesi pengukuhan dan penobatan Pangdam XVII/Cenderawasi selaku Kepala Suku Besar Papua terlebih dahulu Mayjen TNI Supit diajak masuk kedalam sebuah Honay (rumah adat) yang menjadi simbol kehormatan dan harga diri masyarakat adat Pegunungan Tengah Papua. 

“Di dalam Honay Mayjen Supit bersama para kepala suku duduk melingkar, kemudian Kepala Suku Besar Alex Silo Doga anak kandung dari Silo Karno Doga memberikan pesan dan nasehat bahwa di honay rumah yang sangat sederhana seperti inilah orang Papua dilahirkan dan dibesarkan, Anak Pangdam yang sebentar lagi akan menjadi kepala suku besar jangan melupakan kami para orang tua dan anak-anak Papua, anak Pangdam harus bangun tanah Papua ini agar orang Papua menjadi aman dan Sejahtera,” Ujar Alex Doga.

Prosesi berikutnya adalah pemasangan Mahkota di kepala Mayjen Supit sebagai simbol kebesaran Kepala Suku Papua, disematkan langsung oleh Bapak Alex Doga dilanjutkan dengan pembacaan ikrar oleh para kepala Suku dihadapan Mayjen Supit yang isinya sbb:

Kami Kepala Suku Pegunungan Tengah Papua Menyatakan Sikap:
1. Setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Siap Membela Negara Kesatuan Republik Indonesia
3. Siap Mendukung dan Setia kepada Pangdam XVII/Cenderawasi Sebagai Kepala Suku Besar Pegunungan Tengah Papua
4. Siap Mendukung Kebijakan Pangdam XVII/Cenderawasih untuk menjaga dan membangun wilayah adat Pegunungan Tengah Papua
5. Siap mendorong anak cucu untuk menjadi prajurit TNI dan mengabdi kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Setelah itu dilaksanakan penyerahan noken adat dari kepala suku kepada Pangdam. Sebagai rangkaian dari penobatan kepala suku tersebut dilaksanakan upacara bakar batu, yaitu kearifan lokal masyarakat pegunungan tengah Papua  memasak bahan makanan berupa daging babi, umbi-umbian dan sayur-sayuran dengan cara ditimbun di dalam liang tanah bersama batu-batu panas yang baru dibakar. Beberapa waktu kemudian timbunan bahan makanan tersebut dibuka sudah dalam keadaan masak dan siap dikomsumsi oleh seluruh rakyat. 

Upacara bakar batu ini disamping sebagai wujud bersyukur kepada Sang Pencipta juga mengandung pesan moral tentang persatuan dan kesatuan, kebersamaan, keadilan dan kepatuhan kepada pemimpin.

Dalam sambutannya Pangdam mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada para kepala suku Papua atas kepercayaan dan kehormatan yang dianugerahkan kepada dirinya.

Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada kepala suku dan masyarakat yang menganugrahi saya sebagai kepala suku. Kepercayaan ini bukan hanya sebagai suatu kehormatan tetapi suatu tanggung jawab besar untuk menciptakan kedamaian," ujar Pangdam Mayjen TNI George Enaldus Supit usai pengukuhan.

Pangdam berharap agar dalam menghadapi beberapa masalah di kalangan masyarakat agar mengedepankan nilai nilai agama, nilai budaya dan adat istiadat. "Dengan mengedepankan agama, budaya diharapkan masyarakat dapat merasakan manfaat pembangungan," ujarnya.

Masyarakat Papua memiliki toleransi yang sangat tinggi. Di kalangan masyarakat masih percaya akan ajaran agama yaitu kasih kepada sesama. "Bila kita mengedepankan kasih maka masalah akan selesai dan masyarakat akan hidup damai," ujar Pangdam.

Pangdam juga meminta agar generasi muda mempersiapkan diri sebaik baiknya melalui belajar. "Para pemuda hendaknya meningkatkan sumber daya. Seperti kata pepatah capailah ilmu setinggi langit dan kejarlah ilmu sampai ke negeri China," ujar Pangdam.

Pangdam bahkan berkeyakinan, suatu masa nanti wilayah Pegunungan Tengah akan maju dan menjadi terkenal di dunia," ujarnya.

Sementara itu Alex Doga mengatakan bahwa saat ini TNI dan masyarakat adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Pengukuhan kepala suku ini sebagai ungkapan rasa dan harapan masyarakat kepada TNI.

"Bapa Pangdam, kami berharap bapa mau memperhatikan kami masyarakat Pegunungan Tengah yang masih terbelakang ini. Kami perlu pembangunan," ujar Alex Doga.

Otentikasi: Kapendam XVII/Cenderawasi
Kolonel Inf Muhammad Aid

Jumat, 14 September 2018

Markas Separatis KNPB Timika Digerebek Aparat Gabungan TNI Polri


KOPI,Timika - Aparat gabungan TNI Polri melaksanakan operasi penggerebekan di markas separatis KNPB (Komite Nasional Papua Barat) Timika, Operasi gabungan tersebut dipimpin oleh Wakapolres Mimika Kompol Arnolis Korowa dan Dandim Mimika Letkol Inf Pio L. Nainggolan, Sabtu (15/9)

Pada penggerebekan tersebut aparat  berhasil menemukan berbagai barang bukti antara lain 1 pucuk senpi rakitan jenis revolver didalamnya sudah terisi 1 munisi kaliber 5,56 mm, 105 butir munisi (93 munisi kaliber 5,56 mm, 1 butir munisi AK-47 kaliber 7,62 mm dan 11 butir munisi revolver), 7 bom molotov dan 1 teropong.



Wakapolres Mimika Kompol Arnolis Korowa yang berada di lokasi markas KNPB ketika dikonfirmasi dari Jayapura, Sabtu mengungkapkan bahwa selain senpi dan munisi juga ditemukan sejumlah pakaian loreng, senjata tajam berupa parang, sangkur, puluhan anak panah, sepatu PDL, bendera Bintang Kejora, bendera KNPB, CPU komputer, 1 hp satelit, hp biasa serta radio HT. 

“Selanjutnya didapat pula beberapa botol miras yang isinya telah kosong ditemukan berserakan di markas KNPB Timika, kemudian seluruh barang bukti yang ditemukan tersebut dibawa ke Polres Mimika untuk dilakukan penyelidikanlebih lanjut,”katanya.


Menurut Kompol Arnolis Korowa, aparat gabungan TNI Polri berhasil menangkap 9 aktivis KNPB Mimika yakni Jakonias Womsiwor, Erik Mandobar, Tiberius Gobay, Hiskia Wenda, Harius Elepore, Pais Nasia, Efesus Husage, Nus Asso dan Jhon Kosai. Dua diantaranya yakni Jakonias Womsiwor dan Erik Mandobar terpaksa ditembak kakinya karena berusaha melawan petugas dengan berupaya membacok menggunakan parang serta berusaha melarikan diri sambil membawa senjata api jenis revolver rakitan.


“Operasi ini digelar berdasarkan pengembangan kasus penangkapan Ruben Wakla di Bandara Baru Mozes Kilangin karena membawa 155 butir amunisi saat akan naik pesawat ke Yahukimo dan pada saat diperiksa di Mapolres Mimika Ruben Wakla memberikan keterangan bahwa ia merupakan pengurus KNPB Yahukimo serta memiliki afiliasi dengan KNPB Mimika,”ujarnya.

Kompol Arnolis Korowa menegaskan bahwa Ruben juga menginformasikan di dalam Markas KNPB Mimika banyak disimpan amunisi dan bom, hal itu diketahui pada saat ia bermalam di rumah Ketua KNPB Stefanus Itlay (Steven Itlay) pada malam sebelum dirinya ditangkap di bandara, terbukti dengan didapatkannya barang bukti hasil penggerebekan di markas KNPB Timika sesuai dengan keterangan yang diperoleh polisi dari Ruben Wakla.


“Ruben Wakla juga memberikan keterangan kepada petugas penyidik kepolisian bahwa Ketua KNPB Stevan Itlay memberikan arahan kepada anggota KNPB Timika untuk menyiapkan aksi serangan dan teror terhadap aparat TNI Polri,”Katanya.
Masyarakat sekitar sangat mengapresiasi langkah tegas yang diambil aparat TNI Polri terhadap KNPB Timika karena mereka selama ini merasa gerah dengan tingkah laku anggota KNPB yang sering meresahkan masyarakat Mimika dan tidak berani berbuat banyak karena sering diancam anggota KNPB. (wawan)


Selasa, 11 September 2018

Pawai Fajar Menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharam 1440 H di Kabupaten Fakfak


KOPI,Fakfak - Sekda Kabupaten Fakfak Drs Nasrun P.Elake membuka acara Pawai Fajar menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharam 1440 H diantaranya lomba Marching Band dan Seni Hadra  di Pantai Reklamasi, Jln Salasa Namudat Fakfak selatan, Distrik Fakfak, Kabupaten Fakfak Propinsi Papua Barat dihadiri oleh Toga, Tomas, serta pelajar dari SD, SMPN, SMA serta MAN sekitar 3200 orang peserta,Selasa (11/9).


Pemerintah Kabupaten Fakfak selalu mendukung upaya yang dilakukan dalam rangka menciptakan toleransi antar umat beragama, karena sebagai mana diketahui budaya di Kabupaten Fakfak adalah satu tungku tiga batu yang saling menjunjung tinggi agama keluarga.

“Perayaan tahun baru Islam bagi umat islam ini sangat penting karena yang pertama adalah perintah dari Allah SWT yang kedua hijrah itu merupakan strategi dalam sejarah Islam untuk melakukan dakwah secara global sehingga Islam dapat masuk ke Fakfak ini,”kata Drs Nasrun P.Elake.


Menurutnya,Kita harus dapat  memanfaatkan momentum tahun baru Islam ini untuk mengintropeksi diri kita, agar kaum muslim di tahun ini harus lebih baik dari tahun 1439 H yang baru dilalui kemarin.

“Momentum Tahun Baru Hijriyah ini harus dimaknai sebagai perubahan, baik dari diri sendiri maupun organisasi terutama organisasi Islam agar bekerja lebih baik dan dapat memberikan contoh bagi muslim yang ada di Kabupaten fakak,”katanya.

Hasil lomba Marching band yakni Juara 1. SMP Negeri 1 Fakfak  dengan Hadiah dan Uang pembinaan Rp. 2.000.000, Juara 2. SD Inpres 1 Fakfak dengan Hadiah  dan uang pembinaan Rp.1.500.000, sedangkan Juara 3. SMA Yapis Fakfak dengan Hadiah dan Uang Pembinaan Rp.1.000.000,-

Pada acara yang sama hasil Lomba Seni Hadra yakni Juara 1. Yayasan AlKhausar dengan Hadiah Uang Pembinaan Rp. 2.000.000, Juara 2. SD Inpres 2 Fakfak dengan Hadiah dan uang pembinaan Rp. 1.500.000,- Juara 3. SD Yapis  Fakfak dengan Hadiah dan Uang Pembinaan Rp.1.000.000,-


“Lebih lanjut pembagian Doorprise  bagi peserta pawai fajar berupa peralatan elektronik, kompor,  kipas angin, setelika, Dispenser, televisi, Lemari, Mesin cuci dan Kulkas,”ujar Nasrun P.Elake.(wawan).


http://www.pewarta-indonesia.com/berita/internasional/21593-pawai-fajar-menyambut-tahun-baru-islam-1-muharam-1440-h-di-kabupaten-fakfak.html 

Yahamak : Pelaku Tragedi Nduga Adalah Teroris Papua

KOPI,Timika - Wakil Direktur Yayasan Hak Asasi Manusia Anti Kekerasan (Yahamak) Arnold Ronsumbre menyebut tragedi yang menewaskan banyak ko...